Pemuda : Om Mario, aku mau ngeluh nih. Kenapa wanita sekarang pada matre?
Om Mario : Hmm … baru tahu? Sebetulnya mereka dari dulu sudah begitu.
Pemuda : Oh ya? Mereka dulu sudah matre?
Om Mario : Bukan, kalau dulu namanya bukan matre, tapi moto duiten.
Pemuda : Terus gimana kita bisa dapat yang baik?
Om Mario : Ooh jangan salah kira. Yang baik pun, mereka juga begitu!
Pemuda : Kenapa Om?
Om Mario : Dulu, sebelum saya menikah, saya kira semua wanita itu mata duitan, ternyata … betul!
Pemuda : Kwk wk wk … kak kak kaaaak … huk! uhuk!
Om Mario : He he … nih, minum dulu …
Pemuda : Aduh Om, aku keselek nih. Tapi apa Tante Linna juga seperti itu?
Om Mario : Ya iyalah! Kalau dia tidak memaksa saya – dengan lembut – untuk berhasil secara finansial, keluarganya khan tidak akan bebas tumbuh dengan sehat, ceria, dan luas melihat dunia.
Pemuda : Kenapa gitu?
Om Mario : Wanita itu pemimpin yang sesungguhnya di keluarga kita.
Pemuda : Tapi khan lebih sulit cari uang? Laki-laki yang cari uang itu khan harusnya yang memimpin?
Om Mario : Kau pikir begitu? Coba pikirkan ini. Sulit mana bagi suami mencari uang sedikit, atau istrinya mengelola keluarga dengan uang sedikit yang dihasilkan oleh suaminya itu?
Pemuda : Yaaa … lebih sulit mengelola hidup dengan uang sedikit. Kalau cari uang sedikit mah, laki-laki sudah biasa.
Om Mario : Jadi kalau begitu, apakah salah jika wanita memilih laki-laki yang lebih pandai, lebih rajin bekerja, lebih tinggi cita-citanya, dan lebih besar dan jelas rencana-rencananya?
Pemuda : Nggak sih Om. Kalau aku jadi wanita milihnya juga gitu.
Om Mario : Ya, kalau jadi wanita, kau ini agak cantik juga.
Pemuda : Apaaaa???
Om Mario : He he he …
Pemuda : Jadi terus aku harus gimana nih Om?
Om Mario : Jangan ditolak lagi, bahwa engkau harus menjadi pilihan pertama bagi sebaik-baiknya wanita. Belajarlah dengan baik, impikanlah yang besar, bekerja-keraslah engkau dalam kejujuran, jadikanlah dirimu pribadi yang baik dan ramah kepada sesamamu.
Pemuda : Berapa lama aku harus begitu Om?
Om Mario : Selama yang diperlukan untuk sukses?
Pemuda : Lama Om?
Om Mario : Tergantung kepada kesegeraanmu bertindak. Jika engkau malas, keberhasilanmu lama. Jika engkau suka menunda, keberhasilanmu semakin jauh. Dan jika engkau suka menghindari pekerjaan, maka keberhasilanmu bersembunyi entah ke mana.
Pemuda : Jadi sebetulnya aku sukses atau tidak itu, tergantung aku ya Om?
Om Mario : Ya.
Pemuda : Tuhan bagaimana?
Om Mario : Tuhan menunggumu berupaya, baru Dia memberi yang kau minta.
Pemuda : Kalau aku nggak berupaya?
Om Mario : Tuhan menunggu.
Pemuda : Berapa lama.
Om Mario : Ooh … Tuhan itu Maha Sabar, jadi Dia akan menunggumu sampai kapan pun.
Pemuda : Kalau aku belum sukses sampai mati, gimana?
Om Mario : Kapan?
Pemuda : Apanya?
Om Mario : Matinya?
Pemuda : Lho? Yah nggak tahu?
Om Mario : Makanya, jangan pikirkan yang menjadi keputusan Tuhan. Perhatikan yang ada dalam keputusanmu.
Pemuda : Hmm … betul juga. Makanya, Om Mario jangan suka menunda, itu tidak baik.
Om Mario : Betul, terima kasih.
Pemuda : Jangan sampai kalah sama yang muda ya?
Om Mario : Super sekali! Terima kasih. Sampai nanti ya ..
Mario Teguh – Loving you all as always