Home Umum Wanita, Kebijaksanaan, dan Impian – Mario Teguh
formats

Wanita, Kebijaksanaan, dan Impian – Mario Teguh

Published on July 20, 2012, in Umum.

Pemuda : Om Mario, aku mau ngeluh nih. Kenapa wanita sekarang pada matre?

Om Mario : Hmm … baru tahu? Sebetulnya mereka dari dulu sudah begitu.

Pemuda : Oh ya? Mereka dulu sudah matre?

Om Mario : Bukan, kalau dulu namanya bukan matre, tapi moto duiten.

Pemuda : Terus gimana kita bisa dapat yang baik?

Om Mario : Ooh jangan salah kira. Yang baik pun, mereka juga begitu!

Pemuda : Kenapa Om?

Om Mario : Dulu, sebelum saya menikah, saya kira semua wanita itu mata duitan, ternyata … betul!

Pemuda :  Kwk wk wk … kak kak kaaaak … huk! uhuk!

Om Mario : He he … nih, minum dulu …

Pemuda :  Aduh Om, aku keselek nih. Tapi apa Tante Linna juga seperti itu?

Om Mario : Ya iyalah! Kalau dia tidak memaksa saya – dengan lembut – untuk berhasil secara finansial, keluarganya khan tidak akan bebas tumbuh dengan sehat, ceria, dan luas melihat dunia.

Pemuda :  Kenapa gitu?

Om Mario : Wanita itu pemimpin yang sesungguhnya di keluarga kita.

Pemuda :  Tapi khan lebih sulit cari uang? Laki-laki yang cari uang itu khan harusnya yang memimpin?

Om Mario : Kau pikir begitu? Coba pikirkan ini. Sulit mana bagi suami mencari uang sedikit, atau istrinya mengelola keluarga dengan uang sedikit yang dihasilkan oleh suaminya itu?

Pemuda :  Yaaa … lebih sulit mengelola hidup dengan uang sedikit. Kalau cari uang sedikit mah, laki-laki sudah biasa.

Om Mario : Jadi kalau begitu, apakah salah jika wanita memilih laki-laki yang lebih pandai, lebih rajin bekerja, lebih tinggi cita-citanya, dan lebih besar dan jelas rencana-rencananya?

Pemuda :  Nggak sih Om. Kalau aku jadi wanita milihnya juga gitu.

Om Mario : Ya, kalau jadi wanita, kau ini agak cantik juga.

Pemuda : Apaaaa???

Om Mario : He he he …

Pemuda : Jadi terus aku harus gimana nih Om?

Om Mario : Jangan ditolak lagi, bahwa engkau harus menjadi pilihan pertama bagi sebaik-baiknya wanita. Belajarlah dengan baik, impikanlah yang besar, bekerja-keraslah engkau dalam kejujuran, jadikanlah dirimu pribadi yang baik dan ramah kepada sesamamu.

Pemuda : Berapa lama aku harus begitu Om?

Om Mario : Selama yang diperlukan untuk sukses?

Pemuda : Lama Om?

Om Mario : Tergantung kepada kesegeraanmu bertindak. Jika engkau malas, keberhasilanmu lama. Jika engkau suka menunda, keberhasilanmu semakin jauh. Dan jika engkau suka menghindari pekerjaan, maka keberhasilanmu bersembunyi entah ke mana.

Pemuda : Jadi sebetulnya aku sukses atau tidak itu, tergantung aku ya Om?

Om Mario : Ya.

Pemuda : Tuhan bagaimana?

Om Mario : Tuhan menunggumu berupaya, baru Dia memberi yang kau minta.

Pemuda : Kalau aku nggak berupaya?

Om Mario : Tuhan menunggu.

Pemuda : Berapa lama.

Om Mario : Ooh … Tuhan itu Maha Sabar, jadi Dia akan menunggumu sampai kapan pun.

Pemuda : Kalau aku belum sukses sampai mati, gimana?

Om Mario :  Kapan?

Pemuda : Apanya?

Om Mario : Matinya?

Pemuda : Lho? Yah nggak tahu?

Om Mario :  Makanya, jangan pikirkan yang menjadi keputusan Tuhan. Perhatikan yang ada dalam keputusanmu.

Pemuda : Hmm … betul juga. Makanya, Om Mario jangan suka menunda, itu tidak baik.

Om Mario : Betul, terima kasih.

Pemuda : Jangan sampai kalah sama yang muda ya?

Om Mario : Super sekali! Terima kasih. Sampai nanti ya ..

Mario Teguh – Loving you all as always

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>